Sabtu, 15 Mei 2010

jalur,kurva dan biaya ekonomis/tidak ekonomis



Pengertian dan Periode Produksi dan Biaya

Output diproduksi oleh satuan-satuan usaha produsen yang mengorganisasikan, menyewa serta menggunakan faktor-faktor produksi yang kemudian dijual kepada konsumen. Perusahaan bertujuan memperoleh keuntungan maksimal yaitu selisih antara penerimaan atau pendapatan total dikurangi biaya produksi total. Hal pertama ia harus lakukan adalah mengombinasikan faktor-faktor produksi hingga dicapai biaya produksi minimum.
Satuan-satuan produksi bentuknya sangat bervariasi pada berbagai bidang usaha" dan skala produksi. Dari segi pemilikan bisa dibedakan antara satuan produksi milik swasta dan negara, masing-masing mempunyai bentuk spesifikasi sendiri. Tujuan perusahaan mungkin agak berbeda, namun ada satu kesamaan yaitu perusahaan harus bekerja secara efisien dengan biaya produksi terendah. Skala produksi lebih besar bertendensi menurunkan biaya dan menaikkan efisiensi satuan usaha.
Teori produksi atau secara lebih spesifik dinyatakan sebagai fungsi produksi merupakan hubungan antara input dan output. Fungsi produksi dibedakan menurut periodenya yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Pada periode Jangka pendek dianggap paling tidak satu faktor produksi adalah konstan sedang yang lain diubah atau merupakan faktor produksi variabel. Di sini berlaku Hukum Penambahan Hasil yang semakin berkurang. Fungsi produksi jangka panjang, menganggap semua faktor merupakan faktor variabel karena cukup waktu bagi satuan usaha untuk mengubah.
Biaya produksi yang dianalisis adalah biaya ekonomis dan bukan biaya finansial. Biaya ekonomi meliputi semua korbanan atau pengeluaran implisit baik untuk faktor-faktor milik sendiri atau bukan. Ini disebut konsep biaya alternatif atau biaya oportunitas. Konsep ini berbeda dengan konsep biaya eksplisit yang hanya mempertimbangkan biaya langsung dan tak-langsung (overhead) saja.
Perencanaan biaya dan analisis ekonomis berhubungan erat dengan klasifikasi biaya. Klasifikasi biaya mengenalkan jenis-jenis biaya dan perilakunya dalam hubungannya dengan tujuan biaya, perubahan volume kegiatan, dan keputusan-keputusan manajemen yang terjadi di dalam sebuah perusahaan. Di dalam makalah ini, penulis akan menjabarkan tentang pembedaan biaya diantara dua jangka waktu, yaitu jangka pendek dan jangka panjang, dua jenis biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, dan juga klasifikasi biaya menurut hubungannya dengan tujuan biaya, hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, hubungannya dengan keputusan-keputusan manajemen, contoh dari masing-masing jenis biaya, perhitungan biaya dan juga kurva biaya.
Biaya produksi didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksi oleh perusahaan tersebut.
Analisis di dalam biaya produksi harus dibedakan menjadi dua jangka waktu, yaitu biaya produksi jangka pendek dan biaya produksi jangka panjang.

3.SKALA PRODUKSI EKONOMIS DAN TIDAK EKONOMIS

Skala produksi ekonomis (economies of scale) adalah interval tingkat produksi dimana tambahan output akan menurunkan biaya produksi jangka panjang per unit. Sebaliknya skala produksi tidak ekonomis (diseconomies to scale) adalah interval tingkat produksi dimana penambahan tingkat produksi justrtu menaikkan biaya produksi jangka panjang per unit.hal tersebut menunjukan bahwa dalam jangka panjang juga berlaku hokum LDR. Karena itu kurva LAC pada umumnya berbentuk huruf U.
Skala Ekonomis

1. Spesialisasi faktor produksi
2. Pengurangan harga bahan mentah dan kebutuhan produksi lain
3. Memungkinkan barang samping ( By- Products) di produksikan
4. Perusahaan yang besar mendorong pengembangan kegiatan usaha diluar perusahaan, misalnya pemerintah terpancing membangun infrastruktur


Skala Tidak Ekonomis

Skala tidak ekonomis berarti pertambahan produksi menyebabkan biaya rata – rata menjadi semakin tinggi karena terjadi penurunan efisiensi, penyebabnya :
1. Organisasi perusahaan yang sangat besar sehingga menimbulkan kerumitan / kompleks
2. Pengambilan keputusan lamban , kaku dan lama


Ada beberapa factor penyebab terjadinya efisiensi inefisiensi jhangka panjang, yaitu:

1. Teknilogi Produksi

Dalam jangka panjang salah satu sumber peningkatan efisiensi adalah penggunaan teknologi. Bahkan dalam jangka panjang terjadi percepatan penggunaan teknologi. Ini memperce[pat penurunan LAC. Tetap percepatan penggunaan teknologi dapat meningkatkan biaya rata-rata jangka panjang per unit.

Jika perusahaan tidak mampu beraqdaptasi dengan kemajuan teknologi juga karena kendala manajemen maupun sumberdaya manusia (SDM).

2. Manajemen

Peningkatan kemampuan menejemen memungkinkan teknologi yang sudah ada lebih diefisienkan penggunaannya, sehingga kurva LAC menurun. Tetapi jika kemampuan menejerial tidak mengikut kemajuan teknologi akan terjadi inefisiensi. Misalnya, tingkat kemampuan menejemen untuk mengelola pabrik tekstil dengan alat tenun bukan mesin (tradisional) tidak perlu tinggi. Karenanya industri tekstil tradisional dapat dikelola dengan menejemen keluarga yang bersifat tertutup. Tetapi jika industri tekstil ditingkatkan skalanya menjadi sangat besar dan menggunakan peralatan sangat modern, apalagi jika tujuan pasarnya adalah pasar ekspor, maka manajemen keluarga yang tertutup hanya akan menyebabkan inefisiensi.


3. Sumber Daya Manusia

Masalah yang berkaitan dengan SDM adalah jumlah dan mutu SDM. Pada awalnya penggunaan teknologi tinggi dapat meningkatkan efisiensi karena jumlah dan mutu SDM cukup tersedia. Tetapi pada saat skala produksi diperluas, yang terjadi justru inefesiensi karena jum,lh mutu dan SDM tidak dapat disediakan dengan cepat. Apalagi bila teknologi yang digunakan adalah teknologi yang diimpor. Misalnya, di Indonesia hanya ada satu jenis pabrik bahan kimia cair (methanol) berskala produksi 1.000.000 ton pertahun.
Jika untuk menjalankan pabrik dibutukhkan 100 dokter teknik kimia mungkin kita tidak kekurangan, karena dokter sejunlah itu dapat diambil dari perguruan tinggi yang ada di Indonesia.
Tetapi jika dalam lima tahun kemudian produksi ditingkatkan nmenjadi 10 pabrik berskala sama, akan tejadi kelangkaan SDM, karena untuk menjalankan pabrik dibutuhkan 1.000 dokter kimia. Padahal dalam 5 tahun jumlah dokter kimia di Indonesia mungkin belum mencapai 500 orang. Kelangkaan ini yang menyebabkan pabrik tidak dapat berjalan secara efisien.